12 April 2013

Jogjakarta dan Pondok Terra Villa.

 “to travel is worth any cost or sacrifice." - Elizabeth Gilbert. Eat, Pray, Love.

Pondok Terra Villa, Jogjakarta

Perjalanan ini saya lakukan tahun lalu, pertengahan Mei 2012. Kami, saya yang terbang dari Palu, Budi dan Vega yang tinggal di Bali, Ageth yang sehari sebelumnya tiba dari Bandung, serta Ijul, Wiga dan Koko yang berangkat dari Jakarta bertemu di Jogjakarta. Antusias karena liburan ini bisa diwujudkan setelah dua bulan kami melempar ide dan memperbaiki rencana melalui komunikasi di facebook.



Bukan masalah sulit untuk menemukan tempat bermalam di Jogjakarta, namun perlu sedikit usaha pencarian agar tidak hanya mendapatkan tempat menginap yang bersih dan nyaman, terjangkau, dan lokasi yang tidak jauh dari pusat kota. Nilai tambah apabila tempat yang kami jadikan tempat bermalam nanti memiliki tema yang unik, bangunan yang memiliki ciri, dan kursi yang nyaman sebagai tempat bercengkerama.

Kami memutuskan memilih Pondok Terra Villa karena memiliki nilai tambah tersebut. Proses reservasi pun hanya melalui email dengan sang pemilik (yang kemudian saya ketahui beliau tinggal di Belanda). Tanggapan datang cepat. Informasi mengenai harga, pilihan extra bed, fasilitas yang disediakan, dan terms & conditions yang perlu tamu ketahui diterangkan tanpa menimbulkan pertanyaan kembali.

Peralatan disediakan dan dapat digunakan

Pondok Terra Villa berada di tengah perumahan penduduk. Masuk ke sebuah gang atau lorong dari jalan besar, Jalan Panjaitan. Tidak jauh dari Alun-Alun Selatan. Dapat diakses mobil atau motor dengan tetap sopan kepada warga yang tinggal disana.

Jogjakarta Pagi Hari.

Dikelilingi tembok tinggi yang membedakan area villa dengan rumah penduduk membuat lokasinya mudah ditandai. Bahkan pada malam hari yang relatif gelap di sekelilingnya. Tiba sebelum waktu check-in dan diperbolehkan masuk ke area villa yang sudah kami pesan untuk dua malam, Villa Silver. Sesuai ekspektasi.

Bagian dalam bangunan ditata apik dengan dapur lengkap, tempat tidur bersih, meja makan dari kayu dicat menarik, dan kamar mandi yang luas dengan tambahan bath-tub (yang tidak kami gunakan sama sekali). Cantik, inspiratif, dan menyenangkan.



Kolam renang yang tidak terlalu besar dengan air  yang (ketika kami tiba disana) tidak terlalu bersih. Sisi baiknya, kolam renang ditata dengan tepat sehingga nampak indah jika mengambil gambar di area villa.

Published rate tidak termasuk sarapan. Upon on request. Tidak masalah karena villa menyediakan peralatan masak lengkap dan bisa digunakan. Terlihat bahwa sang pemilik begitu detail memilih perlatan dapurnya. Pasta instan dan potongan brownies jadi menu sarapan buatan sendiri kami di Jogjakarta.




Pagi hari sebelum menuju kawasan Candi Borobudur di utara, salah satu staf mengijinkan kami menengok area villa lain, villa Gold dan villa Diamond. Perbedaan ada pada luas area, jumlah kamar, dan properti yang digunakan. Selebihnya kami pikir sama.

Biar kata bertetangga dengan perumahan warga, suasana tenang dan hampir tidak ada gangguan selama waktu tidur kami. Air panas tidak ada catatan, tersedia cukup handuk tebal dan bathrobe, dan area luas di kamar mandi menjadi bagian terpenting.



Sesuai untuk keluarga dengan anak kecil, kumpulan anak muda yang bisa menjaga ketenangan dan paham kondisi sekitar, juga pasangan yang baru menikah.

Tempat parkir yang aman, staf yang siap 24 jam, dan pengalaman menginap tanpa harus melalui lobby-masuk lift-masuk kamar menjadi poin penting dari Pondok Terra Villa.

Suara pengeras dari masjid tak jauh dari area villa mungkin bisa membangunkan di waktu shubuh.

Selebihnya, Pondok Terra Villa di selatan Jogjakarta jelas memberi memori berbeda dibanding bermalam di sekitaran Malioboro.

Subuh di Jogjakarta
Rido, Vega, Ageth, Wiga, Ijul.


(main sources for reservation : http://www.pondokterra.com)

No comments:

Post a Comment